16 Anggota Kelompok Ekstremis di Prancis Disidang karena Rencana Serangan terhadap Muslim


Dalam file foto 8 Februari 2010 ini, penduduk Muslim berjalan melewati penghinaan rasial yang dilukis di dinding sebuah masjid di kota Saint-Etienne, Prancis tengah. Graffiti berbunyi "Muslims".

FIKOMMEDIA
 – Para terdakwa—13 pria dan 3 wanita—adalah bagian dari kelompok Action des Forces Operationnelles (AFO), yang kini telah dibubarkan. Menurut Kantor Kejaksaan Anti-Terorisme Nasional Prancis (Pnat), kelompok ini memiliki struktur organisasi yang jelas dan diduga berencana menyerang lokasi-lokasi simbolis seperti masjid, hingga meracuni makanan halal yang dijual di supermarket.

Pnat menyebut rencana mereka termasuk melempar granat ke kendaraan milik warga keturunan Arab, menyerang tokoh Muslim ternama seperti penyanyi rap Médine dan akademisi Tariq Ramadan, serta meledakkan tempat usaha makanan khas Timur Tengah. Salah satu rencana paling ekstrem dinamai “Operasi Halal”, yaitu usaha mencampur racun seperti sianida ke dalam produk makanan halal.

Meski terdakwa berasal dari latar belakang berbeda—mulai dari pensiunan polisi, guru, hingga diplomat—mereka disebut memiliki satu keyakinan sama: ketakutan akan teori konspirasi “Great Replacement”, yang menyebarkan gagasan bahwa imigran non-kulit putih akan menggantikan populasi kulit putih di Eropa.

Dari hasil penggerebekan, polisi menemukan senjata api, ribuan peluru, dan bahan peledak. Meski rencana-rencana mereka belum sempat dieksekusi, tindakan para terdakwa dianggap cukup serius hingga masuk dalam pengawasan pengadilan. Namun, Pnat memutuskan untuk menurunkan dakwaan dari tindakan terorisme menjadi pelanggaran hukum yang lebih ringan, karena belum terjadi aksi nyata.

Seluruh terdakwa hadir dalam persidangan dan masih berstatus bebas dengan pengawasan ketat hingga sidang selesai pada 27 Juni mendatang. Kasus ini mencuat di tengah meningkatnya insiden kebencian di Prancis, terutama terhadap komunitas Muslim, sejak memanasnya konflik antara Israel dan Gaza.

Pekan lalu, seorang warga Tunisia di Prancis selatan tewas ditembak oleh tetangganya. Pelaku didakwa melakukan tindakan teror bermotif kebencian, menandakan bahwa ketegangan berbasis identitas masih menjadi persoalan yang membayangi masyarakat Prancis.


Penulis : Kaka Mahardika A.W

Sumber: hidayatullah.com

Editor : Kaka Mahardika A.W

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama