Dokumentasi: Nova Nurprianto
Selasa siang (23/07), suasana di samping Taman Indonesia Kaya, Semarang, terlihat ramai oleh jajaran warung makan yang menyajikan kuliner khas: tahu gimbal. Namun, ada satu hal menarik yang mencuri perhatian hampir seluruh warung menggunakan nama yang sama: Tahu Gimbal Pak Edy.
Dari pengamatan langsung di lapangan, terdapat lebih dari 10 warung berjajar yang menggunakan nama identik. Saat ditanya, salah satu pedagang mengaku bahwa nama tersebut hanya digunakan karena ikut-ikutan, mengikuti tren yang sudah ada lebih dulu. Tidak ada kejelasan siapa pemilik awal dari nama tersebut.
Fenomena ini membuat konsumen kebingungan saat hendak memilih warung. “Jadi bingung, semua namanya sama. Kita akhirnya asal pilih aja yang kosong,” ujar salah satu pembeli.
Alih-alih menjadi alat pembeda, nama yang sama ini justru membuat semua warung terlihat serupa. Tidak ada satu pun yang tampak lebih dominan dari yang lain, baik dari segi branding, tampilan, maupun menu. Fenomena ini menjadi gambaran menarik tentang dinamika persaingan kuliner lokal, sekaligus tantangan dalam membangun identitas usaha yang otentik.
Penulis : Nova Nurprianto
Editor : Nova Nurprianto